MAKALAH HEREDITAS dan LINGKUNGAN
MAKALAH
HEREDITAS dan LINGKUNGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan
orang-orang disekitar kita baik keluarga, teman sepergaulan dan lingkungan yang
lain. Tetapi tidak semua orang mengetahui apa peran keluarga dan lingkungan
dalam proses pendidikan bagi anak. Proses perkembangan anak pada zaman sekarang
ini faktanya lebih dipengahuri oleh pergaulannya, sehingga peran keluarga tidak
begitu tampak, solidaritas sesama teman lebih kuat dibandingkan dengan
menjunjung tinggi nilai dan norma kebaikan. Logisnya seharusnya keluarga lebih
berpengaruh bagi perkembangan anak dari pada lingkungannya, karena sejak lahir
hingga dewasa selalu berkumpul dengan keluarga.
Masalah ini sangat penting untuk diketahui, khususnya bagi pendidik
dan anggota keluarga sebab dengan mengetahui masalah ini pendidik atau anggota
keluarga dapat memilih cara yang terbaik bagi perkembangan anak dan lebih
memperhatikan anak dalam waktu pekembangan anak tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Dari Latar belakang masalah diatas kita dapat mengambil suatu
rumusan masalah, yaitu:
1.
Apa
yang dimaksud Hereditas dalam Psikologi Pendidikan?
2.
Apa yang dimaksud dengan Lingkungan dalam
Psikologi Pendidikan?.
3.
Bagaimana
pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap tumbuh kembang pendidikan peserta
didik?
C.
Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas dapat ditarik suatu tujuan Penulisan
makalah ini, yaitu:
1.
Memahami
Hereditas dalam Psikologi Pendidikan.
2.
Memahami
Lingkungan dalam Psikologi Pendidikan.
3.
Memahami
pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap tumbuh kembang pendidikan peserta
didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pembawaan (Hereditas)
Hereditet adalah proses penurunan
sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan perantara
plasma benih. Pada umumnya ini berarti bahwa strukturlah dan bukan
bentuk-bentuk tingkah laku yang diturunkan[1].
Hereditas pada seorang individu
adalah berupa specific genes dari oaring tuanya. Genes –genes tersebut terdapat pada 24 kromosom dari ayah maupun
ibu, serta setiap genes ini memiliki sifat-sifat berbeda yang akan menciptakan
sifat-sifat-sifat baru pada seorang individu akibat dari kombinasi antar genes
dari ayah dan ibu tersebut melalui proses perkawinan, selain itu setiap
individu yang dilahirkan pada dasarnya telah membawa potensi dan bakat.
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan-kemungkinan
atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu dan yang selama
masa perkenmbangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)[2].
Kesanggupan untuk berjalan atau
bercakap yang telah ada dalam pembawaannnya akan berkembang, dank arena lingkkungan
serta kematangannya pada suatu saat tertentu anak dapat berjalan atau
berkata-kata. Disamping pembawaan untuk berjala dan berkata-kata, kita dapat
mengatakan pula tentang ppembawaan ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa, untuk
menggambar dan lain lain. Pendeknya dapat kita katakana bahwa yang dimaksud
dengan pembawaan ialah semua kesanggupan-kesanggupan yag dapat diwujudkan.
Sifat dan bakat maupun potensi yang telah
dibawa sejak lahir tersebut akibat genes yang mendominasi dari kombinasi genes
dari ayah maupun ibu baik itu IQ, watak dan kepribadian individu. Kaitanya
bawaan (hereditas) dengan pendidikan
adalah bahwa hereditas itu memiliki pengaruh terhadap IQ seseorang. Logisnya jika
salah satu kromosom antara ayah maupun
ibu mendominasi maka tidak mungkin tidak kalu genes yang dihasilkan akan
mewarisi kepintaran dari orang tuannya, akan tetapi tidak harus dikatakan bahwa
semua individu ber-IQ tinggi itu
disebabkan dari keturunan. Jelasnya bahwa gejala bawaan itu
diperoleh dari keturunan tetapi yang diperoleh dari bawaan belum tentu
keturunan. Untuk menjelaskan bahwa tidak semua bawaan itu diperoleh dari
keturunan maka ada beberapa macam bawaan seseorang[3] :
1.
Pembawaan
Jenis
Ketika manusia dilahirkan mereka telah memiliki pembawaan jenis
baik jenis kelamin, anggota badan, kepintaran dan lainnya sebagai ciri khas
diri mereka sendiri.
2.
Pembawaan
Ras
Pembawaan manusia juga dapat dibedakan melalui rasnya, seperti ras
sunda, ras dayak, ras jawa dan masing-masing ras memiliki ciri khas tersendiri.
3.
Pembawaan
Jenis kelamin
Setiap
manusia yang normal sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin
masing-masing, laki-laki ataupun perempuan. Pada kedua jenis kelamin itu juga
terdapat pula perbedaan sikap dan
sifatnya terhadap dunia luar.
Pembawaan
yang dimiliki individu selain diatas, individu juga membawa pembawaan dari
dirinya sendiri, meski sama ras, sama jenis tapi masing-masing individu dengan
individu yang lain memiliki perbedaan.
Dari pernyataan
diatas terlihat bahwa bawaan keturunan hanya ada pada sifat-sifat jasmaniah dan
sedikit terlihat pada sifat-sifat ruhaniyah. Selain diatas
warisan/bawaan/hereditas juga memiliki pengaruh yang dalam arti luas dapat
dibagi dua bagian pokok[4] :
1.
Bawaan
internal yaitu yang dipindahkan oleh sel-sel benih. Maksudnya disini bahwa
bawaan dari dalam/internal ini memang dari orang tuanya, yang diturunkan dari
proses hubungan intim. Misalnya seorang anak yang mewarisi bakat musik dari
ayahnya seperti gita gutawa yang mewarisi bakat musik dari ayahnya, seperti
anang ermansyah yang mewariskan bakat musik pada anaknya dan banyak yang
lainnya.
2.
Bawaan
dari faktor Eksternal/sosial yaitu bawaan yang dipindahkan dari luar diri
terutama keluarga, biasanya melalui pancaindra, akal, interaksi yang beragam
disekitarnya.
adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam
pertumbuhannya lebih ditenytukan oleh pembawaan keturunan antara lain:
1.
Konstitusi
tubuh.
2.
Cara
bekerja alat-alat indra
3.
Sifat-sifat
ingatan dan kesanggupan belajar
4.
Tipe-tipe
perhatian, Inteligensi kosien (IQ) serta tipe-tipe IQ
5.
Cara-cara
berlangsungnya emosi-emosi yang khas
6.
Tempo
dan ritme perkembangan
B.
Lingkungan (Environment)
Sertain mengatakan bahwa Lingkungan adalah melip[uti semua kondisi-kondisi dalam dunia
ini yangdalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life prosesses kita kecuali gen-gen. dan bahkan
gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan.[5]
segala sesuatu yang ada disekitar kita dan apa yang ada disekitar
kita itu memiliki pengaruh bagi perkembangan kita serta tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan kita. Lingkungan memang sangat berpengaruh pada perkembangan
manusia terlepas pengaruh itu baik atau tidak.
Menurut Sertain lingkungan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1.
Lingkungan
alam/luar.
2.
Lingkungan
dalam
3.
Lingkungan
sosial masyarakat
Dapat kita jelaskan tentang pengaruh lingkungan terhadap
perkembangandan pendidikan manusia yaitu
bahwa pengaruh dari lingkungan luar adalah pengaruh lingkungan yang berada
disekitar seperti hewan, alam, air, iklim dan lain sebagainya. kesimpulan
tentang pernyataan diatas bahwa lingkungan adalah segala hal yang ada disekitar
kita mulai dari hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam serta
memiliki pengaruh terhadap pendidikan manusia. Interaksi antara manusia dan
alam sekitar itulah yang membuat manusia bisa disebut unik. Jika dihubungkan
kembali antara pembawaan dan lingkungan yang mempengaruhi pendidikan manusia adalah “ Sifat-sifat dan watak kita
adalah hasil interaksi pembawaan dan lingkungan kita”[6]
oleh karena keperibadian dan pendidikan kita itu terbentuk karena hubungan kita
pada lingkungan dan timbal balik yang diberikan lingkungan pada kita.
Peran lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku manusia
sehingga perilaku manusia dapat diklasifikasikan menjadi empat hal yaitu :
1.
Insting
adalah aktivitas manusia yang tidak didapat dari belajar melainkan dari
kodratnya.
2.
Hobits adalah kebiasaan yang berulang-ulang.
3.
Native
Behaviour adalah tingkah laku manusia dari hereditasa atau bawaan.
4.
Aquired Behaviour adalah tingkah laku yang
didapat dari belajar.[7]
Kegiatan
pendidikan/belajar juga termasuk dalam sebuah lingkungan yang disebut dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang terdapat
pada sebuah lingkungan disengaja untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan.
Lingkungan pendidikan meliputi :
1.
Lingkungan Fisik
Lingkungan
alam dan lingkungan buatan manusia yang dapat mendukung tetapi kadang juga
dapat menjadi hambatan proses pendidikan, contoh sarana prasarana dan fasilitas
yang digunakan dalam proses pendidikan.
2.
Lingkungan
Sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan pergaulan antara orang-orang
yang ada dalam proses pendidikan. Contoh pendidik, karyawan dan lain
sebagainya.
3.
Lingkungan Intelektual
Lingkungan intelektual adalah kondisi dan situasi yang mendukung
proses kegiatan pendidikan. Contoh sumber pelajaran, aktivitas pengembangan dan
penerapan berpikir dan lainya.
4.
Lingkungan
Nilai
Lingkungan Nilai adalah lingkungan yang merupakan tata kehidupan
nilai baik nilai-nilai dalam masyarakat, ekonomi, social,politik dan lainnya[8].
Semua
lingkungan diatas akan memberikan kontribusi pengaruh yang cukup besar terhadap
proses dan hasil pendidikan. Selain lingkungan diatas, interaksi pendidikan
juga dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat.
Keluarga adalah penanam pendidikan yang paling pertama dan utama pada peserta
didik. Kedua lingkungan sekolah, Sekolah berfungsi mengembangkan bakat,
kepintaran dan hunbungan dengan masyarakat serta membekali peserta didik dengan
kecakapan kecakapan yang dapat dijadikan bekal dikehidupan yang akan datang.
Yang ketiga adalah lingkungan masyarakat, manusia mulai dari kecil slalu
berinteraksi dengan manusia dan manusia memiliki perbedaan baik dalam berpikir,
bercakap, kepintaran, adat dan semua yang ada dalam masyarakat sehingga
perkembangan manusia juga dipengaruhi oleh orang lain/masyarakat.
C.
Pengaruh Hereditas dan Lingkungan dalam Pendidikan Peserta Didik.
Sebelum kita berbicara tentang hereditas dan pembawaan lebih baik
kita mengetahui apa sih pendidikan itu ?
pendidikan adalah proses pemberian bekal kepada peserta didik sehingga peserta didik
dapat dengan mudah bergaul dengan masyrakat dan dapat menciptakan kehidupan
yang lebih baik.
Berbicara tentang faktor
Hereditas (bawaan) dan lingkungan banyak menyimpan pertanyaan, semisal seberapa
besarkah pengaruh antar factor bawaan dan lingkungan terhadap pendidikan
manusia. Para ahli psikologipun banyak yang berbeda pendapat, sehingga
menimbulkan aliran-aliran yang akan dijabarkan sebagai berikut[9] :
1.
Aliran
Nativisme
Nativisme berasal dari kata natus
yang artinya lahir, Tokoh utama aliran ini adalah Schopenhauer, Plato,
Descartes, Lombroso mereka berpendapat bahwa perkembangan manusia itu
dipengaruhi oleh factor bawaan yang dibawa sejak dia lahir, biasanya aliran ini
mencari persamaan antara seseorang dengan orang tuanya. Misalnya ayahnya adalah
seorang pelukis maka anaknya pun akan menjadi seorang pelukis, jika ayah atau
ibunya ahlinya peramal maka anaknya juga akan menjadi peramal, pokoknya apa
yang dimiliki oleh orang tuanya pasti dimiliki oleh anaknya.
2.
Aliran
Empirisme
Menurut para ahli yang mengikuti
aliran ini bertolak belakang dengan aliran Nativisme. Menurut paham ini
perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau faktor
pendidikan (optimisme paedagogis). Tokoh utama aliran ini adalah John Locke,
jika memang benar hanya factor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
manusia, maka karakter manusia bisa di bentuk sesuai yang diharapkan, jika
diharapkan jahat maka jadinya jahat, jika diharapkan baik maka jadinya juga
baik. Kelompok Behavioris juga berpendapat yang sama dengan pendapat ini,
Watson seorang behavioris tulen dari Amerika mengatakan : “ Berilah saya
sejumlah anak-anak yang baik keadaan badannya dan situasi-situasi yang saya
butuhkan: dari setiap orang anak, entah yang mana, dapat saya jadikan dokter,
seorang pedagang, seorang ahli hukum, atau memang jika dikehendaki seorang pengemis
atau seorang pencuri”.
Tapi dalam logisnya perkembangan
manusia dipengaruhi oleh dua factor tersebut dan itu tidak dapat dipisahkan,
sebab bawaan jika tidak disertai dengan interaksi oleh lingkungannya maka
perkembangan manusia kurang sempurna.
3.
Hukum
Konvergensi
Wiliam Stern seorang ahli psikologi
dari jerman menyatakan bahwa perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh kedua
factor yaitu factor lingkungan dan factor bawaan. Meskipun begitu rasanya belum
puas, dalam kenyataannya manusia itu memiliki akal pikiran yang luar biasa
sehingga mereka pun dapat menentukan dirinya sendiri secara bebas, perkembangan
manusia tidak hanya dipengaruhi dua faktor tersebut tapi manusia itu sendiri
juga berperan penting dalam perkembangan manusia itu sendiri.
Bukan hanya
faktor lingkungn, faktor bawaan, factor pilihan tapi aktivitas manusia juga
berpengaruh dalam perkembangan manusia. Perkembangan manusia itu dipengaruhi
oleh beberapa faktor dan factor-faktor tersebut sama-sama memiliki pengaruh dan
peran yang penting.
Komorita dkk.
(1967) menyimpulkan secara umum mengenai efek hereditas dan lingkugan terhadap
sifat manusia, termasuk inteligensi,
sebagai berikut: [10]
1.
Hereditas
menetapkan batas perkembangan yang dapat dilakukan oleh lingungan. Bagaimanapun
juga besarnya dampak stimulus lingkungan yang diterima oleh organisme namun
perkembangan organisme yang bersangkutan tidak dapat melampaui batas yang telah
ditetapkan oleh factor keturunan. Sebagai contoh, bagaimanapun usaha mendidik
seekor monyet ia tidak akan pernah dapat menyamai manusia.
2.
Lingungan
dapat memodifikasi efek hereditas. Suatu lingkungan yang buruk dapat saja
mengubah warisan sifat seseorang baik semata-mata karena ia berada dalam asuhan
lingkungan tersebut.
3.
Tidak
ada satupu karakteristik atau perilaku yang tidak ditentukan bersama oleh
factor lingkungan dan factor keturunan. Lingkungan dan keturunan berinteraksi
dalam mempengaruhi perilaku. Dengan kata lain, hereditas menentukan apa yang
dapat dilakukann oleh individu sedagkan lingkungan menentukan apa yang akan
dilakukan oleh individu.
4.
Ada
beberapa macam karakteristik yang lebih dipengaruhi oleh salah satu diantara
factor hereditas dan factor keturunan. Factor lingkungan tampak kurang berperanan
dalam membentuk karakteristik fisik. Lebih berperan dalam pembentukan
karakteristik intelektual, dan paling berperaan dalam pembentukan
karakteristik-karakteristik kepribadian.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku individu :[11]
1.
Faktor
keturunan
Keturunan, pembawaan, atau heredity merupakan segala ciri, sifat,
potensi dna kemampuan yang dimiliki individu yang dibawa kedua orang tuanya.
Individu memulai kehidupannya sejak masa konsepsi, yaitu masa
terjadi pertemuan antara kedua sel tersebut, berlangsunglah proses penurunan
sifat. Hal-hal yang diturunkan pada masa konsepsi barulah berupa
potensi-potensi, bakal-bakal sesuatu atau sesuatu yang masih perlu
dikembangkan. Pengembangan dari potensi atau bakal-bakal tersebut tidak bisa
berlangsung dalam ruang lamma, tetapi selalu terjadi dalam sesuatu ruang atau
lingkungan.
Ada dua kategori sifat yang dimiliki individu yaitu sifat yang
menetap (permanent state) dan sifat yang bisa berubah (temporary state).
Sifat-sifat yang menetap itulah yang dipandang sebagai pembawaan atau
keturunan, seperti warna kulit, rambut, bentuk hidung, mata telinga, dan
lain-lain. Sedangkan sifat yang bisa berubah seperti penakut, pemberani,
periang dan lain-lain masih diragukan sebagai faktor pembawaan, karena
kemungkinan besar masih bisa diubah oleh faktor lingkungan.
2.
Faktor lingkungan
Lingkungan alam dan geografis dimana individu bertempat tinggal
mempengaruhi perkembangan dna perilaku individu. Perilaku yang diperlihatkan
oleh individu bukan sesuatu yang dilakukan sendiri tetapi selalu dalam
interaksinya dengan lingkungan. Demikian juga dengan sifat dan
kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar diperoleh melalui
hubungannya dengan lingkungan.
Perkembangan dan perilaku individu juga dipengaruhi oleh lingkungan
ekonomi, yaitu lingkungan yang berkenaan dengan cara-cara manusia mengatur dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, lingkungan budaya juga berpengaruh.
Lingkungan budaya merupakan lingkungan yang berkenaan dengansegala hasil kreasi
manusia, baik hasil kreasi yang konkrit maupun abstrak, berupa benda, ilmu
pengetahuan, teknologi ataupun aturan-aturan, lembaga-lembaga serta adat
istiadat dan lain-lain.
Lingkungan lain yang tak kalah penting adalah lingkungan politik
dan keamanan. Lingkungan politik berkenaan dengan bagaimana cara manusia
membagi dan mengatur kekuasaan atas manusia yang lainnya. Lingkungan keamanan
berkenaan dengan situasi ketentraman dan keterlindungan manusia dari ancaman
dan gangguan-gangguan, baik dari sesama manusia, binatang maupun alam.
3.
Interaksi antara Pembawaan, Lingkungan dan
Kematangan
Pengaruh faktor pembawaan dan lingkungan terhadap perkembangan dan
perilaku individu besarnya relatif, tergantung pada aspek-aspek tertentu.
Peranan kedua faktor tersebut tetap ada, hanya saja pada suatu aspek tertentu.
Perkembangan suatu aspek merupakan hasil interaksi kedua faktor tersebut.
Disamping faktor pembawaan dan lingkungan, ada satu faktor penting
lainnya yang ikut perpengaruh meskipun seorang anak memiliki pembawaan yang
hebat dan dibesarkan dalam lingkungan yang serba lengkap dan baik, tetapi
apabila suatu aspek belum matang atau belum siap untuk berkembang, maka tidak
akan terjadi perkembangan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah faktor
lingkungan dan faktor bawaan atau hereditas. Konsep Fitrah yaitu pandangan yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh bawaannya,
lingkungannya dan dirinya sendiri. Hereditas
atau bawaan adalah kesanggupan manusia yang dapat diwujudkan yang diperoleh
dari orang tuanya maupun dari keinginan dirinya sendiri. Sedangkan lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita baik berupa benda mati maupun
benda hidup.
Faktor-faktor pendidikan yang mempengaruhi perkembangan manusia
adalah faktor tujuan, faktor pendidik, faktor anak didik, faktor alat didik..
B.
Saran
Bagi pendidik baik pendidik formal maupun norformal sebaiknya
mengetahui apa saja yang menjadi pengaruh perkembangan manusia/anak sehingga
para pendidik dapat mengetahui cara yang tepat, mana yang harus diberikan pada
anak mana yang dihindarkan dari anak, sebab kitalah yang bertanggung jawab atas
baik buruknya dari hasil perkembangan manusia atau anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani, M.Pd., Konsep Epistemologi Pendidikan Tauhiddalam Roman
Hayy Ibn Yadzan, yogjakarta, 1999. (Sekripsi tidak diterbitkan)
Dr. Zakiah Darodjat. Dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi
Aksara. 2006.
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung,
PT. Remaja Rosdakarya. 2007.
Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Bandung, CV. Pustaka Setia,
1997
Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya. 1990.
Prof. Dr. Sutari Imam Barnadid, Pengantar Ilmu Pendidikan
Sistematis, yogjakarta, Andi Offset.1979.
Samadi Suryabrata (BA.Drs,M.A,Ed.S,Ph.d) Psikologi pendidikan,
Jakarta, Rajawali Pers. 1984.
Imam, Barnadib. Filsafat Pendidikan.Yogyakarta.PT.Adita Karya
Nusa,2002.
[1]
http://akademi-pendidikan.blogspot.co.id/2012/02/pengaruh-hereditas-dan-lingkungan.html
[2] M. Ngalim
Purwanto.2014. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm
: 21
[3] Ibid ,
Hlm : 25
[4]
http://abdipendidikan1.blogspot.co.id/2015/08/hereditas-dan-lingkungan.html
[5] Lop Cit
Ngalim Hlm : 28
[8]
http://abdipendidikan1.blogspot.co.id/2015/08/hereditas-dan-lingkungan.html
[9] M. Ngalim
Purwanto.2014. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm
: 14
[10] Saifudin
Anwar. 1996. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Izin berbagi ya, terima kasih
BalasHapus